Seiring waktu rindu hadir pada setiap pertemuan yang awalnya tidak disengaja. Mengamati yang bercerita, membuka pola bahwa lukanya menjadi awal untuk jatuh cinta.

Cinta yang tulus diterjemahkan tanpa meski menerima rindu, tetapi rindu menjadi menjadi bagian dari cinta. Apakah masih ada cibta yang tulus?
Dalam dharma cinta, menerima respon menjadi anugerah, dan ketika diabaikan menjadi gelisah.
Setiap detak menjadi pengingat, cinta tulus tidak mesti merindu, tetapi seumpama rindu, ingatlah Sang Maha Perindu.
Keyakinan bahwa dicintai menjadi takdir, maka mencintai menjadi harapan.