Ketika melewati Bekasi, maka akan menemukan berbagai pabrik yang menjadi tumbuh kembang perekonomian masyarakat Bekasi sekaligus menjadi magnet bagi warga di luar daerah Bekasi untuk menetap di Bekasi. Hal ini menunjukkan adanya kesempatan kerja dan upah buruh Bekasi di era MEA sangat berpeluang dalam pengembangan Bekasi menjadi lebih maju dan masyarakatnya lebih sejahtera.

Namun, pertumbuhan banyak pabrik di Bekasi, pada realitasnya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memiliki mata pencaharian warga bila sesuai atau ada kesepakatan antara karyawan dan pengusaha. Tetapi akan menjadi bumerang bila tidak ada kesepakatan dalam kesejahteraan dan upah karyawan. 

Sering kita mendengar dalam pemberitaan tentang aksi buruh, yang sering berlangsung dengan demo. Solidaritas para buruh sangat kuat, karena terlihat dari banyaknya pendemo ketika mengadakan aksi demo buruh. Aksi demo buruh yang sering terjadi, terutama pada Hari Buruh, 1 Mei, demo buruh sebagai bentuk protes pada pemilik kebijakan atau pemerintah atas sikap perusahaan yang dianggap telah merugikan buruh.

Di era MEA sekarang ini, karyawan pabrik bukan hanya warga negara Indonesia, tetapi warga Asean bisa turut menjadi bagian dalam perkembangan usaha. Tentunya hal tersebut akan menjadi tambahan daya saing dalam bekerja, belum lagi dengan keadaan kesejahteraan karyawan yang belum terfasilitasi oleh perusahaan.

Untuk menyikapi persaingan ekonomi masyarakat Asean yang menjadi kebijakan pemerintah, maka pemerintah harus memiliki kebijakan yang dapat menyejahterakan masyarakat Indonesia menjadi lebih unggul dalam persaingan masyarakat Asean.

Tahapan yang menjadi bagian yang tertinggal dan terlupakan adalah dengan keahlian atau skill dari masyarakat untuk meningkatkan daya saing ekonomi masyarakat Asean. Hal yang paling ironis di Kabupaten Bekasi, belum adanya Balai Latihan Kerja (BLK).

Kamis, 30 Juni 2016, bertempat FSPMI telah berlangsung talkshow dengan tema, Kesempatan Kerja dan Upah Buruh di Era MEA, dengan pembicara Obon Tabroni selaku Ketua FSPMI dan Meilina Kartika selaku anggota DPRD Bekasi.

Talkshow yang berlangsung seru dengan diskusi dari para buruh yang mengungkapkan berbagai hal keluh kesahnya mengenai kesempatan kerja dan upah buruh. Dari hal tersebut menunjukkan adanya permasalahan pada masyarakat akan kesiapan keahliannys dan pemerintah daerah yang belum bisa memfasilitasi dalam kebijakan untuk membantu masyarakat untuk meningkatkan keahlian.

Melihat fenomena tersebut, saya sebagai perempuan menyadari bahwa kita, terutama saya harus menjadi perempuan pintar. Masyarakat Ekonomi Asean bukan hanya tantangan, tetapi bisa menjadi peluang untuk memajukan pengetahuan dan keahlian sehingga dapat meningkatkan taraf hidup ekonomi.

Meilina, sebagai anggota DPRD memberi penjelasan sekaligus menyimak dari berbagai pertanyaan dan masukan warga. Dia juga menyatakan akan turut serta menyuarakan aspirasi dan keadaan masyarakat tersebut dan bertekad untuk menjadi salam ikon perubahan, terutama bagi masyarakat Bekasi. Wallahu’alam.

Advertisement