Unik dan klasik, itu kesan pertama saya ketika melihat bentuk motor gede Royal Enfield. Body yang ramping, batang spion yang panjang dengan kacanya yang bulat, disertai dengan bola lampu putih besar yang dikawal dua lampu kuning kecil di depan, belum lagi dengan dua lampu kecil di belakang. Sebagai orang awam, saya mengumpamakannya seperti capung.
Royal Enfield merupakan motorcycle yang melegenda sebagai motor yang dipakai pada perang dunia I dan II. The Royal Enfield diambil dari nama sebuah lembaga Inggris (British Institution).
Tidak berlebihan bila Royal Enfield disebut sebagai brand sepeda motor tertua di dunia. Jejak perjalanannya telah melampaui beberapa dekade, bahkan sudah satu abad dalam kebertahanan sebagai perusahaan otomotif.
Sejarah Royal Enfield
Sejarah Royal Enfield diawali ketika Albert Eadie dan Robert Walker Smith memulai bisnis tahun 1891. Bermula dengan membuat sepeda, yang berhasil mereka pamerkan pada tahun 1892 di Stanley Show. Tahun 1893, 24 Februari, perusahaan Royal Enfield terdaftar dengan No. 170951. Mereka mendirikan kantor dan showroom di 166Edmund Street, Birmingham, England. Ada 10 sepeda Royal Enfield yang berhasil mereka pamerkan dengan tampilan sopir di depan. Tahun 1895, Royal Enfield membuat sepeda wanita, yang khusus dibuat untuk wanita.
Tahun 1901, Royal Enfield mulai memproduksi motor pertamanya. Tahun 1914, Royal membuat motorcycle atau sepeda motor, dan pada tahun 1915, membuat sepeda motor militer.
Sebagai bagian dari Eicher Motors Limited, Royal Enfield telah menciptakan segmen motor berkapasitas mesin menengah di India dengan motor klasik modernnya yang unik dan khas. Royal Enfield beroperasi melalui 12 perusahaan yang juga memiliki gerai dan 400 dealer di seluruh kota-kota utama di India, dan mengekspornya ke lebih 50 negara.
Royal Enfield Kembali Hadir di Indonesia
Sebetulnya, Royal Enfield bukan merk asing bagi pecinta sejarah. Brand ini sudah dikenal di Indonesia pada tahun 1898. Koran Bataviaasch Niewsblad, edisi 1898 telah memuat iklan sepeda Royal Enfield dengan harga f245 gulden per unitnya. Adapun toko sepeda yang menjualnya bernama Nederlandsch Indie Sort Maatschappij yang berlokasi di Koningsplein, Batavia.
Bukan hanya Batavia, Koran Soerabaijasch Handelsblad edisi 27 Juli 1898 memasang iklan dengan harga sekitar f175 hingga f275 gulden, dan toko sepeda yang di Surabaya bernama Velodrome, daerah Societeitstraat, Soerabaia No. 4544. (Link referensi di sini).
Royal Enfield kembali hadir di Indonesia dengan mengusung motor unik, klasik dan stylish. Kamis, 14 Januari 2015, bertempat di Pejaten Barat No. 5, Jakarta Selatan, Royal Enfield meluncurkan gerai baru yang dihadiri oleh berbagai media, blogger, dan komunitas motor.
Royal Enfield Indonesia menghadirkan beberapa motor klasiknya, di antaranya Bullet, motor yang diproduksi secara kontinyu sejak tahun 1932, tersedia dengan harga Rp.68.000.000 untuk 500cc, dan Rp.54.000.000 untuk 350cc. Ada juga Bullet Electra 350cc tersedia dengan harga Rp.59.000.000.
Adapun Royal Enfield Retro Street Model sebagai motor yang terkenal pasca perang dunia, dengan Classic 500 seharga Rp.75.000.000 dan varian 350cc seharga Rp.61.000.000. Classic Battle Green & Desert Storm tersedia dengan harga Rp.76.000.000, Classic Chrome seharga Rp.81.000.000 dan Royal Enfield Continental GT 535 cc Café Racer tersedia dengan harga Rp.144.000.000.
Brand motor ikonik asal Inggris ini memperkenalkan juga Rumbler 500-the definite highway cruiser dengan harga Rp.82.000.000. Motor ini dirancang khusus untuk kenyamanan, gaya dan meningkatkan kesenangan bermotor santai bagi penggemar touring.
Kalau dilihat dari segi model sangat bagus, pengereman sangat baik, dan visibilitas berkendara di malam hari serta kemampuan isi bagasi, The Rumbler 500 sangat cocok untuk berkendara jarak jauh atau travelling.
Indonesia memiliki potensi besar untuk pemasaran sepeda motor. Royal Enfield telah merevolusi dan memperkuat pasar motor yang dapat digunakan sehari-hari di dalam kota maupun dalam jarak jauh. Demikian kata Mr. Rudratej Singh, President Royal Enfield.
Hadir pula Vincent, artis, pada peluncuran toko Royal Enfield, dia memberikan testimony bahwa ia sehari-hari memakai motor Royal. Ketika berada di jalanan, apalagi saat lampu merah, sering banyak yang bertanya tahun pembuatannya. Dia pun menjawab bahwa motornya baru.
Kehadiran toko Royal Enfield yang memiliki luas 1.800 meter persegi ini menampilkan suasana ruang tamu bagi para penggemar motor dengan format visual merchandising yang menarik, tempat duduk yang nyaman dan tampilan produk-produk inovatif. Selain sebagai pusat pembelian Royal Enfield, toko ini bisa dijadikan meeting point bagi para penggemar motor untuk mengobrol seputar motor.
Demikianlah, Royal Enfield, mempertahankan keunikan dan keklasikannya. Hal yang menjadi pembelajaran dalam berbisnis adalah perawatan dan penjagaan kualitas produk dan brand, sehingga brand motor asal Inggris ini sangat melegenda dalam dunia motorcycle atau sepeda motor.
waaa vintage banget modelnya, keren deh!, naksir yang warna merah.. 😀
LikeLiked by 1 person
Iya Mbak…. saya juga suka warna merah 🙂
LikeLike
Iya ya..mirip capung motornya 🙂
LikeLiked by 1 person
Saya melihatnya kayak capung hehehe… ternyata sama kita 🙂
LikeLike
jadi ngebayangin jaman dulu di boncengin motor ini sama cowok ganteng hehheh
LikeLiked by 1 person
Sekarang aja Mbak boncengannya, bisa kok 🙂
LikeLike
Wiiww… mehong binit. Tapi keren laaah
LikeLiked by 1 person
Sammaaa…. saya juga ngiler 🙂
LikeLike
Modelnya unik ya, seksi bangeet. Aku akhir-akhir ini suka amatin motor-motor unik kaya gini.
kalau bisa pengin mengendarai ya
LikeLiked by 1 person
Saya mah pengen diboncengin aja Mak… 🙂
LikeLike
Motor jadul tp mihil ya
LikeLiked by 1 person
Perawatannya yg bikin motor jadul mahal… Karena meski jadul, performanya masih mantap 🙂
LikeLike
Cakep bangeeeut. Liat motor ini jadi pengen bawa sambil pake jaket kulit dan setel lagu2nya Black Rebel Motorcycle Club mak :))
LikeLiked by 1 person
Wuih mantaaap… udah gitu jalan-jalan di pegunungan yg udaranya segaaaar 🙂
LikeLike
Jossss gandhos warna hijau tentaranya…. Kapan ya bisa punya?
LikeLike