Diam. Saya menahan napas ketika Aan berteriak memanggil nama salah seorang teman. Terdengar teriakan dan gerutuan teman yang disebut namanya. Iya, dia sudah tertangkap oleh Aan. Mendengar keriuhan tersebut, saya memeluk batang pohon makin erat, berlindung di bawah daun-daun rimbun. Namun tiba-tiba tanpa saya duga, ada yang mencolek saya dari bawah, “Kenaaaa…, Yuli sudah tertangkap….” Teriak Aan yang ternyata secara diam-diam sudah manjat pohon yang saya naiki.
Untung bukan yang pertama tertangkap, karena kalau tangkapan pertama biasanya otomatis jadi kucingnya. Setelah Aan menemukan semua teman-teman di kebun, kami pun melanjutkan permainan. Yuk, kita main lagi… π
Itu salah satu permainan yang saya ikuti ketika kecil. Petak umpet atau kucing-kucingan pohon nama permainannya. Hampir setiap sore setelah ashar saya keluar rumah, bermain ke lapangan, sawah atau kebun tetangga.
Permainan petak umpet pohon ini dilakukan dengan bersembunyi di atas pohon, dan yang jaga harus mencari dan mengejar ke atas pohon. Permainan ini gampang-gampang susah, tapi sangat menarik dalam adu cepat manjat pohon.
Sebenarnya saya tidak begitu bisa naik pohon, eh turun dari pohon. Kalau naik mah bisa, tapi turunnya pasti minta tolong teman-teman buat bantu saya turun dari pohon. Agak merepotkan sih, tapi untung teman-teman sepermainan saya sudah memakluminya. π
Biasanya, habis ashar kami berkumpul di pinggir jalan dekat masjid, di sana ada lapangan kecil. Sesudah kumpul, dari sana kita menentukan mau main apa, ada galah asin, gatrik (lemparan dengan menggunakan kayu), layang-layang, petak umpet biasa yang sembunyi atau petak umpet pohon.
Kita bermain tidak hanya satu permainan, karena bisa semuanya juga kita mainkan dalam satu hari. Yang penting, menjelang maghrib kita bubar dan pulang ke rumah masing-masing untuk mandi, shalat maghrib dan ngaji di masjid menjadi rutinitas ketika maghrib.
Tapi tak jarang juga kalau pulang sekolah, saya bermain dulu. Ikut ngaprak ke sawah buat mencari capung dan belalang, ke kebun untuk melihat-lihat buah kokosan atau bencoy di kebun orang, duh jadi malu hehehe …
Permainan petak umpet ini dilakukan jarang, itu juga kalau sedang kebetulan berada di kebun. Biasanya kalau setelah pulang sekolah main, ketika sore atau sambil nunggu maghrib, kami bermain gatrik, gabak sodor dan engkle di lapangan kecil depan masjid.
Gatrik merupakan permainan dengan menggunakan kayu. Kayu agak panjang dan kecil dilambungkan atau dimainkan kemudian dilempar ke arah tumpukan genteng kecil-kecil dengan jarak tertentu. Gatrik sendiri harus memiliki ketangkasan tangan, saya sendiri baru bisa lancar bermain itu setelah seminggu.
Adapun gabak sodor dengan mensejajarkan batu kemudian melemparnya. Adapun engkle, permainan lompat dengan mengikuti kotak yang sudah diberi garis.
Masa kecil, kami memilih main di luar karena hiburan yang berbasis elektronik baru ada radio dan TV. Tidak jarang, saya dengan teman lainnya saling menjemput untuk bermain bersama-sama.
Saya merasa beruntung dan berbahagia bisa menikmati masa kecil demikian, bisa berlari dan bermain dengan kaki telanjang. Menikmati pepohonan dan sawah dengan leluasa di kampung halaman. Hal tersebut akan menjadi kenangan, dan bila kelak saya memiliki anak, saya akan membimbingnya demikian, bermain dengan alam dan lingkungan sekitar. Selamat bersenang-senang π
“Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakan oleh Mama Calvin dan Bunda Salfa”Β
Seru yah. Tapi sampai sekarang anakku masih main gobak sodor, Mak. Ada lahan kecil yang digunakan di depan rumah
LikeLike
Wuih mantaaap… Itu harus tepat sasaran tembak, Mak π
LikeLike
baca artikel ini jadi ingat jaman kecil dulu dan favorit saya main karet π
LikeLike
Sama Mbak, saya senang juga lompat tali dari karet π
LikeLike
Petak umpet itu kalo di tempat sy namanya delikan. Seru. Jadi kangen masa kecil hikzz
LikeLike
Seru Mak klu ingat permainan masa kecil, banyak maen di lapangannya hehehe
LikeLike
Aku dulu waktu kecil juga suka main petak umpet tapi sejak ada anak yg diculik setan jadi gak pernah main lagi.
LikeLike
Waaaah… Kok bisa ilang Mbak, ngumpetnya dimana? Jd penasaran pengen tau ceritanya…
LikeLike
jaman SD nih aku suka main gatrik
LikeLike
Jiaaaah… Sama kita kalau begitu π
LikeLike
kalau main petak umpet kadang ada yang curang, sembunyinya di rumah orang, ditawari makan mau aja π¦
Eh, gabak sodor itu gobak sodor ya, nama lainnya hadang kan? saya nggak pake batu tuh
LikeLike
Wah, keren itu kalau sampe makan dulu hehehehe… Di saya pake batu, Mak… Di lempar. Ada yg pake bata. Terus galah asin jg pake batu.
LikeLike
saya mah naik pohon gak bisa turun juga gak bisa hehehe
LikeLike
Saya naik pohon bisa, turunnya nggak bisa, malah jerit2 krn takut jatuh hehehe
LikeLike
Iya Mak, lumayan ngumpetnya agak beribet, dan nyarinya jg ribeeet π
LikeLike