Satu jam mematikan listrik, diharapkan dapat menyumbang dalam memulihkan lingkungan dari pemanasan global. Sekarang ini, listrik dan kita bagai gula dan semut, tidak data terpisahkan. Segala aktivitas kehidupan, sudah tergantungkan kepada energi listrik. Mari kita telusuri dalam kehidupan sehari-hari, ketika bangun tidur, maka lampu listrik sebagai penerang dinyalakan, kemudian air untuk berwudhu pun aliran airnya menggunakan pompa yang energinya menggunakan listrik. Setelah itu berlanjut dengan memasak, sekarang ini banyak yang memilih dengan magic come, alat masak nasi yang menggunakan listrik. Belum lagi dengan hiburan atau informasi televisi di pagi hari yang menggunakan energi listrik.
Tidak hanya itu, listrik juga jadi menyambung kesegaran makanan dalam kulkas. Bagi para pelajar dan pekerja, aktivitas mereka tidak lepas dari computer atau laptop yang menggunakan listrik. Belum lagi dengan handphone, yang hamper setiap orang memilikinya. Bahkan, ada yang memiliki lebih dari 1 handphone. Ada ketergantungan kita dengan listrik. Ketika aliran listrik dalam gangguan, sehingga kita tidak dapat mengakses energi listrik, seperti ada kebuntuan dalam tingkah kita, karena tidak adanya alat dalam beraktivitas. Apakah kita sudah ketergantungan dengan listrik?
Iya, ada kemudahan ketika kita memanfaatkan energi listrik. Semua bisa serba cepat dan tepat. Namun sayang, ketika proses energi listrik ini berlangsung, keseimbangan alam pun tidak lagi stabil karena ada sistem alam yang tidak stabil.
Sabtu, 29 Maret 2014, Living World bekerja sama dengan Earth Hour Tangerang earth hour dengan mengadakan Malam Selebrasi Earth Hour Tangerang 2014, ‘One Hour Switch off TheLight’ di Mall Living World, Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan. Tujuan dari acara ini adalah mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam aksi simbolis mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak terpakai selama satu jam dari pukul 20.30-21.30 WIB.
Acara yang dihadiri oleh Ryan Krisnadi selaku Deuti GM Living World, Rika Anggraini selaku Kepala Korporasi Komunikasi The Body Shop Indonesia, serta Bedi Budiman selaku Kepala Bidang SDA dan Konservasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Tangerang Selatan. Desy Iwanti, Koordinator Earth Hour Tangerang mengatakan, “Malam selebriti Earth Hour Tangerang tahun ini adalah salah satu pencapaian yang luar biasa, dan merupakan partisipasi yang besar dari Living World.” Ia juga menambahkan, “Semoga tahun ini menjadikan Earth Hour Tangerang lebih optimal untuk terus mengkampanyekan perubahan gaya hidup ramah lingkungan.”
Earth Hour merupakan simbol AKSI hemat energi untuk mengajak semua pihak melakukan gaya hidup hemat energi. Ada 150 negara yang memperingati Earth Hour, termasuk Indonesia. Sebenarnya, untuk penghematan energi tidak hanya dengan mematikan lampu selama 60 menit, tetapi ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Acara malam ini merupakan rangkaian acara di Mall Living World dalam rangka kepedulian terhadap bumi, dari tanggal 20 Maret – 6 April 2014, yaitu program Hemat Energi, Aksi Rampok Plastik dan Trees for Tomorrow. Pertama, kampanye hemat energi dengan ajakan mengganti lampu biasa dengan lampu LED, yang lebih hemat 85% dan tahan lama. Living World memberikan subsidi seharga Rp30.000 untuk setiap pembelian lampu LED di ACE, anchor tenant Living World yang menjual lampu LED kualitas terbaik. Kedua, Aksi Rampok Plastik ini bekerja sama dengan The Body Shop, salah satu tenant Living World yang berkomitmen terhadap lingkungan. Ketiga, program Trees for Tomorrow dengan membagikan 7 jenis pohon kepada para pengunjung Living World. Program ini dilakukan yang kelima kalinya, sebelumnya telah berhasil memberikan 400.000 bibit pohon kepada customer dan 500.000 pohon kepada 4 pemerintah daerah, antara lain Jakarta Barat, Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok.
Semoga kegiatan ini menjadi cikal bakal atau menginspirasi generasi muda Indonesia dalam memerhatikan dan menjaga lingkungan, terutama alam bumi pertiwi.